Kamis, 23 Maret 2017

Ikut Debat

   Gue pernah ditawarin guru gue untuk ikut lomba debat. Gue suka tantangan jadi gue bilang " bisa buk." ( Padahal gabisa ). Gue diangkat jadi ketua dari tim gue. Keren kan gabisa debat aja tiba tiba jadi ketua. Gimana gabisa ngomong, dah jadi guru gue mungkin. Ya tapi gak mungkinkan gabisa ngomong. Ane bisa ngomong soal memanjangkan kata doang istilahnya "bullshit" . Tetapi,oleh karena itu, maka demikian. Ya,kata kata itu yang bisa gue gunakan. Sebelumnya gue belum pernah ikut debat.

   Saat itu masih heboh hebohnya debat pilgub DKI Jakarta. Pertama, Gue memutuskan untuk nonton tv dulu. Liat bagaimana cara berdebat,berargumen,bersenda gurau. ( kok bersenda gurau? ). Gue amati cara ngomongnya,intonasi,makan nasi ( loh kok nasi? ). Gue tonton tuh debat pilgub DKI Jakarta sampai season 2 Eh, maksud gue sampai debat yang ke-2. Kedua, gue dan tim gue latihan dibimbing guru sama senior.
Tim gue terdiri dari gue,temen gue (cewek), dan adik kelas gue. "Dek,yang penting cari banyak fakta ya". Kata salah satu senior. "Oke kak". sahut kami. Mosi nya banyak kali. *nb : mosi itu materi buat berdebat. Ada 33 mosi yang harus dicari tau faktanya,dan kita harus tau fakta untuk pro dan kontra tiap mosi. Muke gile,banyak amat kata gue. Gue memutuskan bicara ke tim gue " kita cari mosi yang susah dulu.. no.11,7,22 ". Gue sengaja bilang ke mereka biar mereka yang nyari tuh mosi. Biar gue nerima laporan saja. Gitu kan tugas ketua?.
Mereka pun mencari, yang paling semangat adek kelas gue yang nyari mosi. Ketiga, perlombaan. Pas hari perlombaan gue gugup. Kami dipanggil ke depan. Gue cabut undian. Kami jadi kontra, dengan mosi Aru palaka dianggap pengkhianat. Semua penonton bersorak. Karena semua tau itu mosi yang paling susah. Bangke (dlm hati gue). Waktu 2 menit dimulai menulis ide. Gue nulis apa kata adek kelas gue ( tapi kan harga diri.. ) bodoh amat sama harga diri, gue jadi patuh dengan perkataan adek kelas gue. Seakan akan adek kelas gue ketua. Berhenti sejenak, biar gue pura pura mikir. Abistu adek kelas gue yang ngasih ide. ( gitu modus gue ). Sesi debat dimulai,gue pembicara 1 gue ngomong seadanya. Sesi 2 perdebatan, adek kelas gue ngedrop. Gugup mau ngomong. Gue tepuk pundaknya, gue bilang " santai,kamu pasti bisa ". Akhirnya dia mendapat semacam energi gitu. Tiba tiba berkata mengenai fakta mosi tersebut. Tim pro pun bingung dengan apa yang adek kelas gue bilang. Tiba tiba pas pengumuman tim gue lolos.

   Gue gak menduga tim gue lolos, awalnya gue bergumam "halahh, paling kita kalah..". Guru gue kasih semangat. Walaupun sebenarnya gue tau penyebab tim gue menang karena argumen adik kelas gue. Selanjutnya, babak kualifikasi. Tim gue jadi pro. Tentang indonesia beruntung dijajah belanda. Gue pernah baca di internet cara berdebat. Katanya,berdebat pake sudut pandang juri,Jangan berusaha menskak lawan ( karena ini bukan catur ). Seperti biasa gue berkata seadanya. Moderator bilang " masih ada sisa waktu dek ". Gue bilang "cukup bang". Sesi 2, adek kelas gue berkata banyak fakta,sehingga pihak lawan menyernyitkan dahi ( mungkin dia gatau apa yg dikatakan adek kelas gue ). Kesimpulan dibacakan oleh temen gue. Tiba tiba lolos lagi. Gue pun bingung ni juri nilai darimana coba. Gue berkata seadanya. Babak semifinal kami masuk. ( serasa tanding bola ). Kami semifinal jadi pro lagi. Dengan mosi biaya sekolah mahal berkualitas. Sesuatu yang berbeda terjadi, kali ini lawan gue cewek cantik semua. ( gue gaboleh tertipu bisa jadi mereka lady boy ). Mereka menyampaikan argumen dengan lembut. Gue coba interupsi,mereka balas dengan fakta. Walaupun fakta mereka agak melenceng. Adek kelas gue saat ini tidak banyak fakta. Karena topiknya biaya sekolah mahal berkualitas dia gatau mau bahas apa lagi. Gue cuma ngasih contoh sekolah yang mahal itu berkualitas. Gue senyumin tuh cewe sambil kesal. Soalnya dalam debat bisa jatuhin mental dengan bilang " terimakasih sanggahan dari tim pro yang sangaaat jenius sekali pada hari ini." Tiba tiba kami pun kalah. Guru gue seperti biasa nyemangatin terus. Adek kelas gue tiba tiba berkata "tahun depan harus final bang..". Gue jawab "ohh iya kamu harus.. ". ( Sok nyemangatin ). Guru kami bilang dah bagus semifinal. Ya lumayanlah..

   Pesan moral : jangan bergantung pada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar